Selasa, 12 Maret 2013

Diposting oleh Unknown di 06.06

Kaya dan Miskin

Pada suatu hari dari seorang pegusaha yang kaya raya sebut saja sebagai Pak Sugiarta ingin memberikan pengertian kepada putranya yang masih berusia 7 tahun tentang arti kaya dan miskin. Ia ingin suatu saat anaknya bisa sesukses dan sekaya dirinya. Untuk itulah Pak Sugiarta mengajak anaknya ke kampung halamannya. Disanalah pak Sugiarta menghabiskan masa kecilnya sampai orang tuanya meninggal dan ia mengikuti kakaknya ke kota besar . Di Kota besar inilah dia menetap mulai berbisnis dan sukses menjadi pengusaha yang kaya raya.

Desa kampung halaman pak Sugiarta adalah desa yang cukup terpencil dan jauh dari kota, penduduknya kebanyakan adalah petani dan secara sepintas penduduk disana seperti orang miskin, rumah-rumahnya sederhana , pakaiannya sederhana dan jarang melintas mobil di jalan utama desa, paling-paling mobil yang membawa hasil pertanian atau ternak mereka untuk dijual ke kota terdekat.

Pak Sugiarta menginap di rumah teman dan sahabatnya waktu kecil Pak Sabar selama di Desa. Rumah pak Sabar sangat sederhana, terbuat dari papan, tanpa pagar dan tanpa fasilitas seperti rumah pak Sugiarta di kota. Sekitar 10 meter dibelakang rumah pak Sabar mengalir sungai kecil yang bening airnya, sungai itu tempat pak Sugiarta dan pak Sabar menghabiskan masa kecilnya dulu bermain dengan teman-teman sekampungnya, di samping rumah pak Sabar terdapat sawah dan lapangan tempat anak-anak petani menggembalakan ternaknya, anak -anak itu menggembalakan ternak sambil memainkan bermacam-macam permainan bersama teman-teman sebayanya.  Anak pak Sugiarta cepat akrab dan bermain dengan mereka.

Tak terasa 5 hari sudah Pak Sugiarta dan anaknya menginap disana, dan pak Sugiarta dan anaknya berpamitan dan berterimakasih kepada pak Sabar yang sangat baik hati memberikan tempat menginap selama mereka disana. Pak Sugiarta merasa cukup waktu bagi anaknya mempelajari perbedaan kaya dan miskin. Dalam perjalan pulang pak Sugiarta melontarkan pertanyaan kepada anaknya. "Bagaimana nak? Apa yang kau dapatkan setelah menginap beberapa hari di rumah pak Sabar? Tahukah kau bedanya kaya dan miskin?"

Anaknya menjawab " Luar biasa ...Ayah aku suka sekali disana", " Ayah harus repot-repot membangun kolam renang dibelakang rumah kita...sedangkan pak Sabar kolam renangnya panjaaang sekali seru deh Yah aku main dengan teman-teman disana, terus disamping rumah pak Sabar halamannya luas sekali sehingga bisa bermain layangan disana...sedangkan halaman rumah kita sempit dan tidak bisa melihat apa-apa karena terhalang tembok. Kita harus antri dan membayar setiap belanja di supermarket sedangkan mereka tinggal memetik dari kebun mereka dan tidak bayar!"

Lalu anaknya melanjutkan dengan mata berbinar " Di halaman mereka di malam hari kita bisa memandang lampu dilangit yang banyak sekali sedangkan kita setiap sore harus menyalakan lampu taman, Ayah harus bekerja keras sampai malam ,sedangkan pak Sabar hanya sampai sore sudah sampai di rumah dan bisa bermain dengan anak-anaknya. Disana bisa naik hewan-hewan tanpa harus membayar dan harus pergi ke kebun binatang untuk melihat hewan. Aku disana sudah naik kerbau, sapi bahkan kuda Yah bahkan ada banyak hewan yang lain kutemukan disana yang tidak ada di kota kita! Wah sepertinya kita adalah orang miskin, kita kalah kaya dengan mereka Ayah."
Pak Sugiarta pun tidak berkata apa-apa.

0 komentar:

Posting Komentar

Selasa, 12 Maret 2013

Diposting oleh Unknown di 06.06

Kaya dan Miskin

Pada suatu hari dari seorang pegusaha yang kaya raya sebut saja sebagai Pak Sugiarta ingin memberikan pengertian kepada putranya yang masih berusia 7 tahun tentang arti kaya dan miskin. Ia ingin suatu saat anaknya bisa sesukses dan sekaya dirinya. Untuk itulah Pak Sugiarta mengajak anaknya ke kampung halamannya. Disanalah pak Sugiarta menghabiskan masa kecilnya sampai orang tuanya meninggal dan ia mengikuti kakaknya ke kota besar . Di Kota besar inilah dia menetap mulai berbisnis dan sukses menjadi pengusaha yang kaya raya.

Desa kampung halaman pak Sugiarta adalah desa yang cukup terpencil dan jauh dari kota, penduduknya kebanyakan adalah petani dan secara sepintas penduduk disana seperti orang miskin, rumah-rumahnya sederhana , pakaiannya sederhana dan jarang melintas mobil di jalan utama desa, paling-paling mobil yang membawa hasil pertanian atau ternak mereka untuk dijual ke kota terdekat.

Pak Sugiarta menginap di rumah teman dan sahabatnya waktu kecil Pak Sabar selama di Desa. Rumah pak Sabar sangat sederhana, terbuat dari papan, tanpa pagar dan tanpa fasilitas seperti rumah pak Sugiarta di kota. Sekitar 10 meter dibelakang rumah pak Sabar mengalir sungai kecil yang bening airnya, sungai itu tempat pak Sugiarta dan pak Sabar menghabiskan masa kecilnya dulu bermain dengan teman-teman sekampungnya, di samping rumah pak Sabar terdapat sawah dan lapangan tempat anak-anak petani menggembalakan ternaknya, anak -anak itu menggembalakan ternak sambil memainkan bermacam-macam permainan bersama teman-teman sebayanya.  Anak pak Sugiarta cepat akrab dan bermain dengan mereka.

Tak terasa 5 hari sudah Pak Sugiarta dan anaknya menginap disana, dan pak Sugiarta dan anaknya berpamitan dan berterimakasih kepada pak Sabar yang sangat baik hati memberikan tempat menginap selama mereka disana. Pak Sugiarta merasa cukup waktu bagi anaknya mempelajari perbedaan kaya dan miskin. Dalam perjalan pulang pak Sugiarta melontarkan pertanyaan kepada anaknya. "Bagaimana nak? Apa yang kau dapatkan setelah menginap beberapa hari di rumah pak Sabar? Tahukah kau bedanya kaya dan miskin?"

Anaknya menjawab " Luar biasa ...Ayah aku suka sekali disana", " Ayah harus repot-repot membangun kolam renang dibelakang rumah kita...sedangkan pak Sabar kolam renangnya panjaaang sekali seru deh Yah aku main dengan teman-teman disana, terus disamping rumah pak Sabar halamannya luas sekali sehingga bisa bermain layangan disana...sedangkan halaman rumah kita sempit dan tidak bisa melihat apa-apa karena terhalang tembok. Kita harus antri dan membayar setiap belanja di supermarket sedangkan mereka tinggal memetik dari kebun mereka dan tidak bayar!"

Lalu anaknya melanjutkan dengan mata berbinar " Di halaman mereka di malam hari kita bisa memandang lampu dilangit yang banyak sekali sedangkan kita setiap sore harus menyalakan lampu taman, Ayah harus bekerja keras sampai malam ,sedangkan pak Sabar hanya sampai sore sudah sampai di rumah dan bisa bermain dengan anak-anaknya. Disana bisa naik hewan-hewan tanpa harus membayar dan harus pergi ke kebun binatang untuk melihat hewan. Aku disana sudah naik kerbau, sapi bahkan kuda Yah bahkan ada banyak hewan yang lain kutemukan disana yang tidak ada di kota kita! Wah sepertinya kita adalah orang miskin, kita kalah kaya dengan mereka Ayah."
Pak Sugiarta pun tidak berkata apa-apa.

0 komentar on " "

Posting Komentar

 

Dessy Sri Rahayu Arifin Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea